'/> Sistem Reproduksi Pada Manusia -->

Info Populer 2022

Sistem Reproduksi Pada Manusia

Sistem Reproduksi Pada Manusia
Sistem Reproduksi Pada Manusia
Sistem reproduksi pada insan akan mulai berfungsi kadab seseorang mencapai kedewasaan (pubertas) atau masa pintar balik. Pada seorang laki-laki testisnya telah bisa menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan hormon testosteron. Sedangkan seorang perempuan ovariumnya telah bisa menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon estrogen.

1. Sistem Reproduksi Pria


a. Testis (buah zakar)
Jumlah 1 pasang, terdapat dalam kantong pelindung yang disebut skrotum. Testis berfungsi menghasilkan hormon testosteron dan sel kelamin jantan (sperma). Hormon testosteron berfungsi untuk menimbulkan gejala kelamin sekunder pada pria. Hormon testosteron berfungsi menghipnotis timbulnya gejala kelamin sekunder pada pria, di antaranya bunyi menjelma ludang keringh besar, tumbuhnya rambut di kawasan tertentu contohnya jambang, kumis, jenggot, dan dada tumbuh menjadi bidang, jakun membesar.

b. Saluran reproduksi
Saluran reproduksi pada laki-laki terdiri atas:
1) Epididimis, merupakan kawasan pendewasaan (pematangan) dan penyimpanan sperma. Epididimis berupa terusan yang berkelok-kelok yang terdapat di dalam skrotum.
2) Vas deferens (saluran sperma), merupakan kelanjutan dari terusan epididimis, berfungsi menyalurkan sperma ke uretra. Diantara terusan ini terdapat vesikula seminalis (kantong sperma), Alat ini berfungsi sebagai penampung sperma dari testis. Terletak diantara terusan vas deferens.
3) Uretra, kelanjutan dari vas deferens, berfungsi untuk menyalurkan sperma keluar dan merupakan terusan urine dari kandung kemih menuju ke luar.

c. Penis
Merupakan alat kelamin luar, berfungsi untuk alat kopulasi yaitu untuk memasukkan sperma ke dalam terusan reproduksi pada wanita.

d. Kelenjar yang terdapat pada pria
1) Kelenjar prostat, merupakan kelenjar penghasil semen terbesar, bersifat encer dan berwarna putih, diberisi masakan untuk sperma.
2) Kelenjar bulbourethralis, kelenjar ini terdapat di sepanjang uretra, berfungsi mensekresi cairan lendir bening yang menetralkan cairan urine yang bersifat asam yang tertinggal pada uretra.

2. Sistem Reproduksi Wanita


a. Ovarium (indung telur)
Jumlahnya 1 pasang, terletak di dalam rongga perut, berfungsi untuk pembentukan ovum (sel telur) dan menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Hormon estrogen berfungsi menghipnotis timbulnya gejala kelamin sekunder pada wanita, yaitu kulit menjadi semakin halus, bunyi menjadi ludang keringh tinggi, tumbuhnya payudara dan pinggul membesar. Seorang perempuan bisa memproduksi sel telur (ovum) sesudah masa puber (remaja awal) hingga dewasa, yaitu sekitar umur 12 hingga 50 tahun. Setelah usia sekitar 50 tahun seorang perempuan tidak produktif lagi yang ditandai dengan tidak mengalami menstruasi. Masa tersebut dinamakan menopause.

b. Tuba falopii atau oviduk
merupakan terusan telur, berfungsi sebagai kawasan terjadinya fertilisasi (pembuahan). Pembuahan ialah bencana peleburan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (sel telur).

c. Uterus (rahim)
berfungsi sebagai kawasan perkembangan dan pertumbuhan janin. Di rahim terdapat serviks (mulut rahim). Serviks ada pada penggalan terdepan dari rahim dan menonjol ke dalam vagina. Serviks memproduksi cairan berlendir. Pada sekitar waktu ovulasi, mukus ini menjadi banyak, elastis, dan licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk mencapai uterus. Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis dan membuka dikala proses persalinan dimulai. Di rahim juga terdapat lapisan endometrium. Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim kawasan menempelnya sel telur yang sudah dibuahi.

d. Vagina
organ untuk kopulasi dan melahirkan.

3. Proses Reproduksi pada Manusia

Pembuahan dilampaui oleh bencana ovulasi, yaitu proses pembentukan sel telur (ovum) didalam ovarium. Sel telur yang terbentuk akan dilepas oleh ovarium dan menuju ke tuba falopii (oviduk). Di dalam tuba falopii ini kalau sel telur bertemu dengan sperma maka akan terjadi bencana pembuahan, yakni proses peleburan gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (sel telur). Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk zigot. Zigot yang terbentuk segera diselubungi oleh selaput, kemudian menuju ke rahim. Di dalam rahim zigot menanamkan diri pada dinding rahim yang telah menebal.
Zigot yang telah berada di rahim akan terus tumbuh dan berkembang menjadi embrio hingga dilahirkan. Masa embrio/masa kehamilan insan sekitar 9 bulan 10 hari. Di dalam rahim embrio menerima masakan dari badan induk melalui plasenta (ari-ari). Embrio dilindungi selaput pembungkus yang disebut amnion. Dinding amnion mengeluarkan getah berupa air ketuban yang mempunyai kegunaan untuk menjaga embrio biar tetap berair dan menahan goncangan.

4. Siklus Menstruasi

Menstruasi disebut juga haid merupakan pendarahan yang terjadi akhir luruhnya dinding sebelah dalam rahim (endometrium), terjadi kadab embrio tidak terbentuk. Siklus menstruasi perempuan berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Siklus ini terdiri atas 4 fase, yaitu:

1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi kalau ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan progesteron mengakibatkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang ludang keringh 5 hari.

2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Apa yang terjadi pada fase ini? Hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH. Apa yang kau ketahui wacana FSH? FSH kependekan dari folikel stimulating hormon. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen mengakibatkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium.

3. Fase ovulasi
ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH. LH kependekan dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan sel telur yang telah matang dari folikel di dalam ovarium, bencana ini disebut ovulasi.

4. Fase pasca ovulasi
Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan sel telur akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron dan masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak kadab berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk mendapatkan pelekatan embrio kalau terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan menjelma korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya menstruasi. Demilkian seterusnya.

5. Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia

1. AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) mengakibatkan turunnya kekebalan badan sehingga pengidap AIDS praktis sekali terjangkit penyakit yang berbahaya. AIDS disebabkan oleh virus, yang didiberi nama HIV (Human Immuno Deficiency Virus), virus ini menyerang sel darah putih, dimana sel darah putih berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuh. virus HIV sanggup menular masuk ke badan orang lain melalui transfusi darah (donor darah seseorang yang terinfeksi HIV) atau melalui alat-alat yang mengakibatkan luka, menyerupai jarum suntik, jarum infus, sanggup juga melalui kontak seksual.

2. Gonorea
Penyakit ini disebabkan oleh basil Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini sanggup ditularkan melalui kontak seksual. Penderita gonorea akan mencicipi sakit pada dikala mengeluarkan urin. kadang kala urine mengeluarkan nanah, kalau penderita gonorea tidak diobati sanggup merusak terusan reproduksi sehingga sanggup mengakibatkan kemandulan.

3. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh homogen basil Treponema pallidium, basil ini biasa ditularkan melalui kontak seksual atau jalan lain, contohnya bayi yang dilahirkan dari ibu penderita sifilis. Penyakit ini akan ditandai dengan adanya luka pada alat kelamin dan kalau tidak segera diobati basil sanggup merusak sel otak, melumpuhkan tulang atau merusak jantung dan pembuluh darah.
Advertisement

Iklan Sidebar